Langsung ke konten utama

KONSP DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

KONSP DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Mata Kuliyah Pengembangan Kurikulum
Oleh: Drs.H. Akhirin,M.Ag / Drs. Abduur Rozaq



DISUSUN

Oleh:
Zakiyatun Nafisah
Ismatun Hani’ah
Ahmad Rubai A


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU) JEPARA




DAFTAR ISI
KONSP DAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN 1
DAFTAR ISI 2
A.                Latar belakang masalah. 3
B.                 Rumusan masalah. 3
C.                Tujuan penulisan. 3
A.    Kurikulum subjek akademis. 4
B.     Kurikulum Humanistik. 5
C. Kurikulum Rekontruksi Sosial 7
Desain kurikulum rekonstruksi social 7
Komponen-komponen kurikulum rekonstruksi sosisal 8
D. kurikulum Teknologi 8
a.                      Simpulan. 11


BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar belakang masalah.
Kurikulum dapat dikategorikan kedalam empat kategori umu yaitu: humanistic, reskkontruksi social, teknologi dan akademik. Masing-masing kategori memiliki perbedaan dalam hal apa yang harus diajarkan, oleh siapa diajarkan, kapan, dan bagaimana mengerjakannya.
Konsep kurikulum humanistic lebih mengarah pada kurikulum yang dapat memuaskan setiap individu, agar mereka dapat mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan potensi dan keunikan masing-masing.Adapun konsep kurikulum rekostruksi social tidak sekedar nenekankan pada pada minat individu, tetapi juga pada kebutuhan sosialnya. Konsep kurikulum teknologi member pandangan bahwa kurikulum harus dibuat sebagai suatu proses teknologi untuk dapat memenuhi keinginan pembuat kebijakan. Konsep kurikulum akademik, disisi lain dipandang sebagai wahana untuk mengendalikan mata pelajaran yang akan dipelajari oleh peserta didik.
B.                 Rumusan masalah.
1.      Apa pengertian kurikulum subject akademis?
2.      Apa pengertian kurikulum humanistic?
3.      Apa pengertian kurikulum rekonstruksi social?
4.      Apa pengertian kurikulum technology?
C.                Tujuan penulisan.
1.      Agar mahasiswa mampu mengetahui apa itu kurikulum subject akademis.
2.      Supaya  mahasiswa mampu memahami tentang kurikulum humanistic.
3.      Agar mahasiswa mengetahui kurikulum reskontruksi social.
4.      Supaya mahasiswa mampu mengerti kurikulum technology.


BAB II
PEMBAHASAN.
MACAM-MACAM MODEL KONSEP KURIKULUM.

A.    Kurikulum subjek akademis.
Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan.Belajar adalah berusaha menguasai ilmu sebanyak-banyaknya. Orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau yang disiapkan oleh guru. Karena kurikulum sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikannya sangat bersifat intelektual, nama-nama matapelajaran yang menjadi isi kurikulum hampir sama dengan nama disiplin ilmu, seperti bahasa dan sastra, geografi, matematika, ilmu kealaman, sejarah dsb.
Sekurang-kurangnya ada tiga pendekatan dalam perkembangankurikulum subjek akademis yaitu:
a.                   Melanjutkan pendekatkan struktur pengetahuan.
b.                  Studi yang bersifat integratif.
c.                   Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolahfundamentalis.
a.       Cirri-ciri kurikulum subjek akademis .
Kurikulum subjek akademis mempunyai beberapa ciri-ciri berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi dan evaluasi. Tujuan kurikulum subjek akademis adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses penelitian. Metode yang banyak digunakan dalam kurikulum subjek akademis adalah metode ekspositori dan inquiry. Sedangkan pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subjek akademis antara lain:
1.                  Correlated curriculum
2.                  Unified atau concentrated curriculum
3.                  Integrated curriculum
4.                  Problem solving curriculum.
Tentang kegiatan evaluasi kurikulum subject akademis menggunakan bentuk evaluasi yang bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran.
b.      Pemilihan disiplin ilmu.
Masalah besar yang dihadapi oleh para pengembang kurikulum subjek akademis adalah bagaimana memilih mata pelajaran dari sekian banyak disiplin ilmu yang ada. Ada bebrapa saran untuk mengatasi masalah tersebut yaitu:
1.                  Mengusahakanadanya penguasaan yang menyeluruh dengan menekankan pada bagaimana cara menguji kebenaran atau mendapatkan pengetahuan.
2.                  Mengutamakan kebutuhan masyarakat ( social utility).
3.                  Menekankan pengetahuan dasar.
c.       Penyesuaian mata pelajaran dengan perkembangan anak.
Para pengembang kurikulum subjek akademis, lebih mengutamakan penyusunan bahan secara logis dan sistematis dari pada menyelaraskan urutan bahan dengan kemampuan berfikir anak. Mereka umunya kurang memperhatikan bagaimana siswa belajardan lebih mengutamakan susunan isi yaitu apa yang diajarkan. Proses belajar yang ditempuh oleh siswa sama pentingya dengan penguasaan konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi.
Untuk mengatasi kelemahan diatas dalam perkembangan selanjutnya dilakukan bebrapa penyempurnaan , pertama untuk mengimbangi penekanannya pada proses berfikir, kedua adnya upaya-upaya untuk menyesuaikan pelajaran dengan  perbedaan individu dan kebutuhan setempat, ketiga pemanfaatan fasilitas dan sumber yang ada pada masyarakat.

B.     Kurikulum Humanistik.
Kurikulum humanistic dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistic. Kurikulum ini berdasarakan konsep aliran pendidikan pribadi ( personalized education) yaitu john dewey ( progressive education) dan J.J Rousseau (romantic education).aliran ini lebih memberikan tempat utama kepada siswa. mereka bertolak dari asumsi bahwa anak/ siswa adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. Ia adalah subjek yang menjadi pusat kegiatan pendidikan.  
Pendidikan humanistic menekankan peranan siswa.Pendidikan merupakan suatu upaya untuk menciptakan situasi yang permisif, rileks, dan akrab. Oleh karena itu, peranguru yang diharapkan adalah sebagai berikut:
1.                  Mendengar pandangan realitas peserta didik secara komprehensif.
2.                  Menghormati individu peserta didik,
3.                  Tampil alamiah, otentik, tidak dibuat-buat.
a.       Karakteristik kurikulum humanistic.
Kurikulum humanisik mempunyai beberapa karakteristik berkenaan dengan tujuan , metode, organisasi isi dan evaluasi. Menurut para humanis kurikulum berfungsi menyediakan pengalaman atau pengetahuan berharga untuk membantumemperlancar perkembangan pribadi murid. Bagi mereka tujuan pendidikan adalah proses perkembangan pribadi yang dinamis yang diarahkan pada pertumbuhan, integritas, dan otonomi kepribadian, sikap yang sehat terhadap diri sendiri, orang laindan belajar.
Kurikulum humanistic menuntut hubungan emosional yang baik antara guru dengan murid.Dalam evaluasi kurikulum humanistic berbeda dengan yang biasa. Model lebih mengutamakan proses daripada hasil.
b.      Kelemahan kurikulum humanistic.
1.                  Keterlibatan emosional tidak selamanya berdampak positif bagi perkembangan individual peserta didik.
2.                  Meskipun kurikulum ini sangat menekankan individu peserta didik, pada kenyataannya di setiap program terdapat keseragaman peserta didik.
3.                  Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan.
4.                  Dalam kurikulum ini, prinsip-prinsip psikologis yang ada kurang terhubungkan.



C. Kurikulum Rekontruksi Sosial
kurikulum rekontruksi social berbeda dengan model-model kurikulum lainnya. Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat.Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional.Menurut mereka pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi, kerjasama. Kerjasama atau interaksi bukan hanya terjadi antara siswa dengan guru, tetapi juga antara siswa dengan siswa, siswa dengan orang-orang di lingkungannya, dan denga sumber belajar lainnya.melalui interaksi dan kerjasama ini siswa berusaha memecahkan problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik.
Pandangan rekonstruksi social di dalam kurikulum dimulai sekitar tahun 1920-an. Harold Rug mulai melihat dan menyadarkan kawan-kawannya bahwa selama ini terjadi kesenjangan antara kurikulum dengan masyarakat. Ia menginginkan para siswa dengan pengetahuan dan konsep-konsep baru yang diperolehnya dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah  social.
Theodore Brameld, pada awal tahun 1950-an menyampaikan gagasannya tentang rekonstruksi social. Dalam masyarakat demokratis, seluruh warga masyarakat harus ikut serta dalam perkembangan dana pembaharuan masyarakat. Untuk melaksanakan hal itu sekolah mempunyai posisi yang cukup penting.Sekolah bukan saja dapat membantu individu mengembangkan kemampuan sosialnya, tetapi juga dapat membantu bagaimana berpartisipasi sebaik-baiknya dalam kegiatan social.
Desain kurikulum rekonstruksi social
Ciri dari desain kurikulum ini adalah,
a.     Asumsi
b.    Masalah-masalah social yang mendesak
c.     Pola-pola organisasi

Komponen-komponen kurikulum rekonstruksi sosisal
a.     Tujuan dan isi kurikulum
b.    Metode
c.     Evaluasi

Kegiatan yang dilakukan dalam kurikulum iniantara lain melibatkan,
1.    Survey kritis terhadap suatu masyarakat
2.    Study yang melihat hubungan antara ekonomi local dengan ekonomi nasional atau internasional
3.    Studi pengaruh sejarah dan kecenderungan situasi ekonomi local
4.    Uji coba kaitan praktik politik dengan perekonomian
5.    Berbagai pertimbangan perubahan politik
6.    Pembatasan kebutuhan masyarakat pada umumnya


D. kurikulum Teknologi
Di kalangan pendidikan, teknologi sudah dikenal dalam bentuk pembelajaran berb asis computer, system pembelajaran individu, kaset atau video pembelajaran.Banyak pihak yang kurang menyadari bahwa teknologi sangat membantu menganalisi masalah kurikulum, dalam hal pembuatan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan instruksional.
Persepektif teknologi sebagai kurikulum ditekankan pada efektifitas  program metode dan material untuk mencapai suatu manfaat dan keberhasilan. Teknologi mempengaruhi kurikulum dalam dua cara yaitu aplikasi dan teori.
Pada tahun 1960, B. F. Skimmer menganjurkan efesiensi dalam belajar, yaitu cara mengajar yang memberikan lebih banyak subjek kepada peserta didik .Efesiensi ini adalah tahapan belajar melalui terminal perilaku tertentu. Berdasarkan hal ini, teknologi mengembangkan aturan-aturan untuk membangun kurikulumdalam bentuk latihan terprogram.
Ciri-ciri kurikulum teknologis
a.     Tujuan. Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi yang dirumuskan dalam bentuk perilaku.
b.    Metode. Metode yang merupakan kegiatan pembelajaran sering dipandang sebagai proses mereaksi terhadap perangsang-perangsang yang diberikan dan apabila terjadi respon yang diharapkan maka respon tersebut diperkuat.
c.     Organisasi bahan ajar. Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa sehingga mendukung penguasaan suatu kompetensi.
d.    Evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan pada setiap saat, pada akhir suatu pelajaran, suatu unit ataupun semester.

Teknologi berperan dalam meningkatkan kualitas kurikulum, dengan mamberi kontribusi mengenai keefektifan intruksional, tahapan intruksional, dan memantau perkembangan peserta didik.Oleh karenanya sangat beralasan bahwa dewasa ini semakin banyak kurikulum efektif yang selaras dengan perkenbangan teknologi.Meskipun biaya yang dikeluarkan dalam pengembangan kurikulum teknologi ini cukup besar, tapi sebanding dengan nilai yang didapat dan pembelajaran bagi para siswa saat model ini diterapkan.
Salah satu kelemahan kurikulum teknologi ini adalah kurangnya perhatian pada penerapan dan dinamika inovasi. Model teknologi ini hanya menekankan pengembangan efektifitas produk saja, sedangkan perhatian untuk mengubah lingkungan yang lebih luas, seperti organisasi sekolah, sikap guru, dan cara pandang masyarakat sangat kurang.


























BAB III
PENUTUP


a.                      Simpulan.
Kurikulum yang digunakan dalam lingkungan pendidikan dapat berupa realisasi dari masing-masing model kurikulum hal dapat disesuaikan berdasarkan kebijakan yang diputuskan pemerintah dalam usaha meningkatkan kualitas pendidikan.
Kebijakan kurikulum yang ada dapat berdasarkan kepada satu model kurikulum atau berdasarkan gabungan dari setiap model kurikulum yang tercermin dari landasan filosofis, tujuan, materi, kegiatan belajar, mengajar dan smapai kepada evaluasi.
Porsi dari setiapkurikulum yang digunakan pada setiap jenjang pendidikan tidak sama, porsi penggunaan kurikulum harus disesuaikan dengan karakterisitik dari setiap jenjan pendidikan, baik itu pendidikan didasar, pendidikan menengah, maupun pendidikan tinggi dan penyesuaian juga harus dilakukan terhadap karakter perkembangan pesertadidik.
Pendidikan tinggi juga memiliki porsi yang berbeda terhadap penggunaan setiap kurikulum yang didasarkan pada output pendidikan yang diharapkan dan in terjadi pada pendidikan vokasional, pendidikan profesi, dan pendidikan akademik.










DAFTAR PUSTAKA


Hamalik, oemar. 2007. Dasar-dasar pengembangan kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syaodih, sukmadinata, nana. 2008. Pengembangan kurikulum . bandung: PT Remaja rosdakarya.
Nana syaodik sukmadinata. 1998. Prinsip dan landasan pengembangan kurikulum. Jakarta: PT Rosdakarya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum

MAKALAH Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Di susun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Kurikulum Dosen pengampu : Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag / Drs. Abd. Rozaq Disusun oleh : Abdul Jamil M. Fuad Hasan Naili Himmatul Izza UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ JEPARA FAKULTAS TARBIYAH dan ILMU KEGURUAN TAHUN AJARAN 2016/2017 DAFTAR  ISI HALAMAN JUDUL i DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Rumusan masalah .................................................................................        1 C. Tujuan ...................................................................................................       1 BAB II  PEMBAHASAN 2 A. Pengertian prinsip pengembangan kurikulum 2 B. Sumber prinsip pengembangan kurikulum 2 C. Prinsip-prinsip perkembangan kurikulum 3 BAB III PENUTUP       5  Simpulan 5 BAB I PENDAHULUAN A. ...

MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA

MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA DI SUSUN GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENGEMBANGAN KURIKULUM Dosen Pengampu : Drs. KH.Akhirin Ali, M.Ag / Drs. Abdul Rozaq Di susun oleh : Wahyu Intan Puji Lestari Muttakin Diah Ayu Windasari FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM  NAHDLATUL ULAMA ( UNISNU ) JEPARA TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah membarikan rahmad dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya tanpa ada halangan suatu apapun. Dalam makalah ini kami membahas mengenai “SEJARAH PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA” Makalah ini dapat terselesaikan tentunya tidak lepas dari peran semua pihak, baik dari segi material maupun spiritual. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang se besar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa...

MAKALAH DIMENSI MANUSIA DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM

MAKALAH DIMENSI MANUSIA DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM Di susun untuk memenuhi tugas mata Kuliah sejarah pendidikan islam Dosen Pengampu: Drs. H. Akhirin, M.Ag     Disusun oleh ;                                                                    1. Kamaludin                   2. Ririn Hardiyani Alfian       UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ JEPARA FAKULTAS TARBIYAH dan ILMU KEGURUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER 6 Jl. Taman Siswa No.9 Tahunan Jepara KATA PENGANTAR Segala puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya jua lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman. A...